Masjid Baitul Munir (BM) beberapa puluh tahun yang lalu adalah magnet bagi orang-orang yang akan mendalami ilmu agama. Apa buktinya? Selama puluhan tahun masjid BM dan pondok pesantren kecil yang bernama Mabadij tidak pernah sepi dari para santri yang haus akan ilmu-ilmu agama. Orang dari berbagai daerah di wilayah kabupaten Banyumas hingga Cilacap rela menghabiskan waktu untuk 'nyantri'.
Hal ini tidak lepas dari aura karismatis imam masjid BM sekaligus pengasuh ponpes Mabadij, yaitu
Kyai Asfiyah (yang konon berasal dari Petarangan, Banyumas dan bermukim serta syiar agama di Desa Cikawung, grumbul Rabak) dan diteruskan oleh
Eyang Guru Muhammad Yusi,
Kyai Muhammad Yahya,
Kyai Syamsul Arifin hingga kini diteruskan oleh
Kyai Zaenal Abidin.
Cerita lebih detail mengenai silsilah dan historikal masjid Baitul Munir akan ditulis di postingan berikutnya.
Berikut adalah gambar terkini masjid Baitul Munir (diambil dg kamera hp 5 mega pixel)
interior dalam (ruang imam dan mimbar-ditutup kelambu)
Langit-langit di interior dalam
Langit-langit di ruang serambi
Bedug di ruang serambi Tampak depan Masjid Baitul Munir Tinggal kenangan: Pondok Pesantren 'Mabadij' Piagam Penghargaan Tingkat Kecamatan Pekuncen (Masjib Baitul Munir menang lomba kebersihan tingkat kecamatan, tertanggal
17 Agustus 1961)
+ komentar + 1 komentar
Assalamualaikum
Mohon maaf mau tanya nama yang sebenarnya eyang guru muhamad yusi atau muhamad yusro